Puisi: Pipit Fatmasari
negeriku masih pagi
baru saja terbangun dari malam lelap
baru saja menari bersama rerumput
baru saja bermandi embun
gairah sambut fajar pertama musim semi
lepaskan bola-bola salju bergelantung di mata ranting
pasar tradisional jelmakan diri jadi supermarket
pelabuhan kecil tersihir jadi bandar megah
ladang berlumpur enggan tinggal diam
paksakan diri jadi pabrik bercerobong asap
alih teknologi bagaikan bilahan pisau tajam bermata dua
becak pedati malu bersaing dengan dendang kereta bermesin
tunas kelinci pencetak logam permata
sepanjang medan laga negerikulah sang bintang dunia
kelinciku melompat girang
unjuk gigi di kancah internasional
gatutkaca Habibi berkeliaran di benua tetangga
menatap Cengkareng makin menggeliat di pelupuk mata
olah teknologi nusantara banjiri pasar dunia
Borobudur saksi bisu dinasti Syailendra
pasir putih kuta mengundang kristal putih
alirkan mutiara menuju pundi-pundi bank ternama
taman laut bunaken suguhkan sajian khas
alam bawah laut menawan nan masih perawan
raflesia arnoldi menyisir kupu-kupu berselimut putih
berjuta mata terbius saksikan komodo perkasa
batik menghiasi gerimis senja
lihat!
flora faunaku jadi primadona dunia
timah, batu bara, minyak bumi, gas alam
menggema dalam angan para cendekiawan
emas berlian berkilauan di budaya hawa
reog menjadi cinderamata dunia
tari pendet memancang di angkasa biru
tari saman nyaman dalam lantunan
alunan keroncong melayu mendekap kalbu
bila sejenak kau kecup negeriku
wayang kulit dan campursari menyambutmu
bila sejenak kau singgah di pulauku
aku bangga berjiwa timur
negeriku INDONESIA
negeriku besar maju menatap gelanggang samudera biru
negeriku bagai pelita di malam membungkam
tutur laku sejukkan kalbu
tangan kaki seribu gaet tunggal mega kelabu
ciptakan seberkas pelita perdu
meski bhinneka namun pantang pembeda
sepanjang benua juluki negeriku garuda murah senyum
aku bangga, negeriku cakrawala bintang timur
pelabuhan kecil tersihir jadi bandar megah
ladang berlumpur enggan tinggal diam
paksakan diri jadi pabrik bercerobong asap
alih teknologi bagaikan bilahan pisau tajam bermata dua
becak pedati malu bersaing dengan dendang kereta bermesin
tunas kelinci pencetak logam permata
sepanjang medan laga negerikulah sang bintang dunia
kelinciku melompat girang
unjuk gigi di kancah internasional
gatutkaca Habibi berkeliaran di benua tetangga
menatap Cengkareng makin menggeliat di pelupuk mata
olah teknologi nusantara banjiri pasar dunia
Borobudur saksi bisu dinasti Syailendra
pasir putih kuta mengundang kristal putih
alirkan mutiara menuju pundi-pundi bank ternama
taman laut bunaken suguhkan sajian khas
alam bawah laut menawan nan masih perawan
raflesia arnoldi menyisir kupu-kupu berselimut putih
berjuta mata terbius saksikan komodo perkasa
batik menghiasi gerimis senja
lihat!
flora faunaku jadi primadona dunia
timah, batu bara, minyak bumi, gas alam
menggema dalam angan para cendekiawan
emas berlian berkilauan di budaya hawa
reog menjadi cinderamata dunia
tari pendet memancang di angkasa biru
tari saman nyaman dalam lantunan
alunan keroncong melayu mendekap kalbu
bila sejenak kau kecup negeriku
wayang kulit dan campursari menyambutmu
bila sejenak kau singgah di pulauku
aku bangga berjiwa timur
negeriku INDONESIA
negeriku besar maju menatap gelanggang samudera biru
negeriku bagai pelita di malam membungkam
tutur laku sejukkan kalbu
tangan kaki seribu gaet tunggal mega kelabu
ciptakan seberkas pelita perdu
meski bhinneka namun pantang pembeda
sepanjang benua juluki negeriku garuda murah senyum
aku bangga, negeriku cakrawala bintang timur
PUISI NEGERIKU CAKRAWALA BINTANG TIMUR
JUARA I CIPTA PUISI FLS2N TINGKAT
SMP SEKABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar