Social Icons

Pages

Senin, 25 November 2013

BIARKAN MUSIM SEJENAK



Puisi: Pipit Fatmasari

tak begitu lama kau terdampar di pulau ini 
ya, tak begitu lama 
tiga tahun masanya

dulu kau datang dari gelisahnya malam 
bersama dengan tegak romanmu 
di pelarian sang bayu 
kini kau akan pergi
berteman syahdunya pagi
mengikuti mentari yang kian lama kian tinggi

namun, jangan kau lupa pada sumur ilmu
jangan pula kau lupa pada penimbanya
nan setia jadi embun penyejuk jiwa
di tengah gejolak reformasi

ingat dan ingat
pada sepasang darah kita
nan tetap gentar berjuang
jatuh bangun banting tulang
demi hadirkan kita saat langit mulai merona

biarkanlah musim sejenak
saat sebelum kau pergi
sebelum kau menuju musim yang lain
biar kami jadi kenari
memaki kepala sunyi di kepalamu

biarkan kenangan kita mengabadi dalam sajakku
meski jiwa tinggal pergi
tapi hati dan janji tetap beku di sini

kutahu kau pergi
karena kau ingin jadi pelangi
memancar indah di kemegahan negeri

kuragu  gading pasti retak
kumohon lumatlah hingga tak lagi tampak

semoga mimpi tak hanya jadi fatamorgana
semoga mimpi jadi gemerlap nyata
kuhela waktu saat kau melangkah pergi
kakakku,
step forward get bright future




PUISI BIARKAN MUSIM SEJENAK
JUARA I CIPTA PUISI FLS2N TINGKAT SMP SEKABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2012

MENGEJAR LENTERA



Puisi: Pipit Fatmasari

terik mentari membakar tubuh
jurang menganga seakan menyantapku
kuseberangi samudera yang sewaktu-waktu menenggelamkanku
dalam duri kehidupan

namun, sekejap mentari menghilang
bidadari malam enggan menemaniku
kulewati rimba dengan sambutan ular berbisa
tiada berkawan tiada lentera



kulawan ombak dengan bahtera kecilku
harapanku pergi, ketika aku menatap
negeri air seakan memusuhiku
kompas enggan menunjukkan arah
angin malam menusuk tubuhku dengan kejam
kelap-kelip pelita tak mampu kubaca

paus menawariku tenggelam
namun aku enggan

kulihat sang penyelamat
ya, cakrawala
cakrawala itu akan menuntunku
melawan ganasnya negeri air
mendaki bukit kehijauan
burung kenari menyambutku dengan nyanyian manja
pohon menghapus peluhku
ikan mengajakku bercanda di sela karang

namun tak kutinggalkan cangkangku
bertapa membisu di negeri gurun
dan tak kan kuganti dengan bulu unggas
yang meracuni setiap harapan dan keramahan

kan kujadikan mentari sebagai penghangat jiwa
embun penyejuk kalbu
kan kubawa terbang setinggi juventus
tuk menggapai sang dewi malam

dan
akan kutunjukkan
pada rumput menghijau
pada jurang yang nyaris menyantapku
pada rimba dan samudera yang memusuhiku
kini
telah kugenggam erat lentera itu




 
PUISI MENGEJAR LENTERA 
JUARA I CIPTA PUISI FLS2N TINGKAT SMP SEKABUPATEN PONOROGO 
TAHUN 2012 

NEGERIKU CAKRAWALA BINTANG TIMUR




Puisi: Pipit Fatmasari


negeriku masih pagi
baru saja terbangun dari malam lelap
baru saja menari bersama rerumput
baru saja bermandi embun
gairah sambut fajar pertama musim semi
lepaskan bola-bola salju bergelantung di mata ranting

 

pasar tradisional jelmakan diri jadi supermarket
pelabuhan kecil tersihir jadi bandar megah
ladang berlumpur enggan tinggal diam
paksakan diri jadi pabrik bercerobong asap
alih teknologi bagaikan bilahan pisau tajam bermata dua
becak pedati malu bersaing dengan dendang kereta bermesin

tunas kelinci pencetak logam permata
sepanjang medan laga negerikulah sang bintang dunia
kelinciku melompat girang
unjuk gigi di kancah internasional

gatutkaca Habibi berkeliaran di benua tetangga
menatap Cengkareng makin menggeliat di pelupuk mata
olah teknologi nusantara banjiri pasar dunia
Borobudur saksi bisu dinasti Syailendra
pasir putih kuta mengundang kristal putih
alirkan mutiara menuju pundi-pundi bank ternama
taman laut bunaken suguhkan sajian khas
alam bawah laut menawan nan masih perawan
raflesia arnoldi menyisir kupu-kupu berselimut putih
berjuta mata terbius saksikan komodo perkasa
batik menghiasi gerimis senja

lihat!
flora faunaku jadi primadona dunia
timah, batu bara, minyak bumi, gas alam
menggema dalam angan para cendekiawan
emas berlian berkilauan di budaya hawa

reog menjadi cinderamata dunia
tari pendet memancang di angkasa biru
tari saman nyaman dalam lantunan
alunan keroncong melayu mendekap kalbu
bila sejenak kau kecup negeriku
wayang kulit dan campursari menyambutmu
bila sejenak kau singgah di pulauku

aku bangga berjiwa timur
negeriku INDONESIA
negeriku besar maju menatap gelanggang samudera biru
negeriku bagai pelita di malam membungkam

tutur laku sejukkan kalbu
tangan kaki seribu gaet tunggal mega kelabu
ciptakan seberkas pelita perdu
meski bhinneka namun pantang pembeda
sepanjang benua juluki negeriku garuda murah senyum

aku bangga, negeriku cakrawala bintang timur


PUISI NEGERIKU CAKRAWALA BINTANG TIMUR
JUARA I CIPTA PUISI FLS2N TINGKAT SMP SEKABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012
 

Sample text

Sample Text

Sample Text